Foto: Pixabay/The Ujulala
Dilansir dari situs
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kepala BPOM Penny K. Lukito mengajak masyarakat dan media untuk memberikan informasi yang bermanfaat agar semua pihak teredukasi. Pihak BPOM dalam konferensi pers di BPOM, Jakarta Pusat (09/07) melakukan klafirikasi terkait
isu susu kental manis (SKM) yang sempat membuat resah masyarakat. Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan BPOM bernomor HK.06.5.51.511.05.18.2000 tahun 2018 tentang Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya ternyata menimbulkan beragam pertanyaan dan penafsiran berbeda. Di antaranya, "Apakah SKM termasuk susu?", "Apakah SKM keliru bila menggunakan kata susu?, serta "Mengapa SKM tidak diperbolehkan untuk bayi?", dan masih banyak lagi.
"SKM merupakan produk mengandung susu yang digunakan sebagai pelengkap sajian, bukan produk susu yang digunakan sebagai asupan pemenuhan nutrisi gizi terutama kepada bayi, apalagi
pengganti ASI," ungkap Penny.
Baca juga:
10 Jenis Susu yang Digunakan Pada Masakan dan Kue
BPOM juga menegaskan bahwa dalam perjalanan pengawasan post-market ditemukan adanya beberapa iklan dan label dengan persepsi yang salah disampaikan oleh produsen. Karena itu, BPOM melakukan revisi peraturan yang ada dengan lebih lengkap sehingga ada informasi dan edukasi kepada masyarakat.
"SE ini menjadi pengisi kekosongan regulasi yang sedang berproses, yaitu rancangan Perka BPOM tentang label dan iklan," kata Penny yang hadir di acara konferensi pers bersama Elin Herlina (Sekretaris Utama BPOM), Hendri Siswadi (Deputi Penindakan BPOM), Tetty Helfery Sihombing (Direktur Pengawasan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru), serta Adhi S. Lukman selaku Ketua GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia) sebagai perwakilan dari pelaku usaha.
Pada kenyataannya kandungan gula SKM lebih banyak dibandingkan kandungan susunya. Meski terbuat dari susu sapi segar namu sudah melalui proses yang panjang. Kadar air dari susu diuapkan kemudian dikentalkan dan ditambahkan gula. Menurut situs University of Guelph, SKM (
sweetened condensed milk) memiliki umur simpan yang panjang karena penambahan gula di dalamnya. Penggunaan sukrosa (dalam bentuk kristal atau larutan) meningkatkan tekanan osmotik dari cairan sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Susu kemudian dipanaskan selama beberapa detik pada suhu 85-90 derajat Celcius untuk mematikan mikroorganisme, mengurangi pemisahan leak, serta menghambat proses oksidasi. Fyi, kadar lemak susu SKM tidak kurang dari 8% sementara kadar proteinnya tidak kurang dari 6,5% (SKM plain).
Di kesempatan berbeda, Dr. Susianto Tseng, ahli gizi dan nutrisi, mengingatkan bahwa susu sapi hanya baik untuk anak sapi. "Sapi biasanya disuntik hormon untuk meningkatkan produksi susunya. Karena itu, manusia tidak lagi membutuhkan susu setelah cukup umur. Air susu ibu (ASI) yang wajib diberikan untuk bayi atau anak manusia sesuai Pasal 128 UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan," jelasnya.
Yuk, lebih bijak memilih produk dan teliti kandungannya agar tidak membahayakan kesehatan.
(P)