Tempe adalah makanan sehari-hari yang sangat gampang ditemui di Indonesia. Diolah menjadi berbagai masakan juga sangat mudah! Bahkan dari workshop "Tempe - Indonesia Culinary" bersama Indonesian Tempe Movement (ITM) pada tanggal 27 Januari 2018 lalu, Primarasa jadi tahu bahwa tempe juga bisa dijadikan gelato. Luar biasa, kan?
Acara dibuka oleh Wida Winarno, pendiri ITM, yang langsung mengajak para peserta mengenal manfaat tempe. “Semua orang bisa bikin tempe sendiri di rumah. Dengan menghayati tempe, kita bisa ikut mempromosikan Indonesia. Tempe adalah makanan asli Indonesia dan dikategorikan sebagai super food. Salah satu manfaatnya yaitu bagus untuk kulit juga saluran pencernaan,” ungkap Wida.
Wida pun menceritakan sejarah tempe yang ternyata sudah muncul di Serat Centhini karya sastra era pemerintahan Pakubuwono IV (1788-1820 M) dari Keraton Surakarta. Agar tempe bisa terus eksis dibutuhkan edukasi dan pemberdayaan secara rutin. Salah satu cara yang sudah dilakukan oleh ITM yaitu pembinaan bisnis di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang.
“Misi Indonesian Tempe Movement ingin mempromosikan tempe agar bisa mendunia. Saya yakin tempe bisa ngetren karena sangat bergizi karena tinggi protein dan rendah lemak. Tempe juga sangat mudah dibuat. Tidak hanya menggunakan kedelai, kami bisa membuat tempe dari beras hitam, edamame, serta kedelai organik dan sagu Papua,” jelas lulusan bioteknologi itu.
Menurut Wida, belajar menempe hanya butuh lima langkah. “Rendam 100gram kedelai dalam 1liter air ditambahkan 1 tutup cairan palape, lalu diamkan dua hari. Selanjutnya kukus atau rebus kedelai, tabur ragi pada kedelai yang sudah disterilisasi, bungkus, dan bersabar menunggu tempe jadi selama 2-3hari.”
Wida kemudian mengajak peserta praktik meragi bersama-sama. Oh ya, dengan membayar Rp350.000 setiap peserta mendapatkan tool kit dasar yang terdiri atas tampah, kipas, kain kasa, kedelai varietas Grobogan, palape (cairan perendam kedelai), dan ragi tempe. Menggunakan alat-alat yang disediakan, peserta workshop membubuhi bubuk ragi (Rhizopus oligosporus) pada kacang kedelai yang sudah direbus. Kain kasa dilebarkan di atas tampah, kemudian kedelai yang masih panas diletakkan di atasnya. Kedelai terus dikipasi hingga benar-benar kering. Tandanya kedelai siap diberi ragi adalah tidak lagi menempel/lengket pada tangan ketika disentuh.
Nah, tempe bisa dibentuk sesuka hati menggunakan daun atau plastik. “Bentuk tempe tidak hanya kotak, kita juga bisa membentuknya menjadi kerucut atau hati saat dibungkus. Khusus bungkus tempe dari plastik, harus dibolongi sehingga ada pori-pori buat ragi ‘bernapas’,” kata Wida.
Selesai praktik membungkus kedelai, peserta dipersilakan menikmati makan siang ala Nusa Indonesian Gastronomy yang semua hidangannya terbuat dari tempe. Ada Lodeh Tempe Kulat Pelawan (sambal tempe kacang hijau), Sambal Tempe Bakar, Sate Kere Tempe Gembus, Tempe Koro & Lidah Sapi Rica, Orek Tempe Kedelai Putih yang bisa dinikmati bersama nasi putih atau nasi kuning. Tidak ketinggalan Burger Tempe Kacang Merah hingga dessert Gelato Tempe Gula Merah. Semuanya sedap!
Tertarik mengikuti workshop serupa dari ITM? Ikuti agenda acara mereka di www.tempemovement.com ya. (P)